2. Perselisihan adalah sebetulnya kesempatan
untuk memperdekat hubungan dan bahkan
memperdalam perasaan saling mengasihi.
Tetapi, karena kita belum terlatih dengan baik
...dalam memilih sikap dan menata cara dalam
menyelesaikan perselisihan,
kita justru merusak hubungan baik kita
dengan orang lain.
Hati yang baik,
cara berbicara dan membawa diri
yang mengutamakan kebaikan bersama,
akan menyelamatkan Anda.
.....
3. Engkau yang sedang memikirkan
untuk bunuh diri,
Dengarlah ini
Jika engkau membunuh dirimu,
sesungguhnya engkau hanya
mematikan tubuhmu,
tapi bukan jiwamu.
Jiwamu akan tetap hidup.
Dan ia akan abadi membawa
penderitaan yang terakhir
kau rasakan.
Jika mati adalah keinginanmu,
tunggulah sebentar sampai engkau
menemukan kebahagiaan lagi,
lalu putuskanlah dalam perasaan baik.
Penderitaan itu sementara.
....4. Pak Mario,
saya khoq merasa Tuhan itu tidak adil, tidak fair.
Oh! Tuhan itu Maha Adil,
...Tapi engkau sering lupa bahwa
Tuhan melebihkan perlakuan
kepada yang melebihkan kasih sayang
kepada Tuhan.
Tuhan itu fair,
Bahkan Tuhan mengijinkanmu untuk
mengatakan bahwa Dia itu tidak ada,
jika engkau mengetahui.
Karena jika engkau mengetahui,
engkau tak mungkin mengatakan
bahwa Tuhan itu tidak ada.
Cintailah Tuhan.
5. Pak Mario,
mengapa jadi orang baik itu susah?
Begini, sebetulnya tidak demikian
...Ikuti pikiran saya ini dengan teliti ya?
Satu, orang yang mengatakan
jadi orang baik itu susah,
adalah orang yang berangkat
dari sudut pandang orang yang tidak baik.
Dua, dia memutuskan bahwa
menjadi orang TIDAK baik itu,
lebih mudah daripada menjadi orang baik.
Sebetulnya,
kegelisahanmu itu adalah tanda luput-nya sikap.
....
6. bagaimana sih caranya
mengetahui orang itu benar-benar
cinta kepada kita?
Sebetulnya
pada saat AWAL jatuh cinta,
semua cinta itu asli dan benar-benar cinta.
Masalahnya adalah
apakah cintanya tetap bertahan
setelah tahu bahwa yang dicintainya itu
sifatnya aneh, bicaranya norak,
mata duitan, dan pergaulannya
mengkhawatirkan.
Awal dari semua cinta itu asli,
yang bisa palsu adalah kelanjutannya.
Mario Teguh
0 komentar:
Posting Komentar